Dalam dunia pendidikan, kualitas seorang guru tidak hanya ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, tetapi juga oleh kemampuannya dalam merancang pembelajaran yang efektif, kontekstual, dan berpihak pada kebutuhan peserta didik. Salah satu pendekatan yang menekankan perpaduan antara pemahaman konten dan strategi pedagogis adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Melalui PCK, guru ditantang untuk tidak hanya mengetahui apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana cara terbaik untuk menyampaikannya kepada peserta didik dengan latar belakang, kemampuan, dan gaya belajar yang beragam. Artikel ini menyajikan kumpulan soal pilihan ganda yang dirancang untuk mengukur kualitas pemahaman PCK guru dan calon guru, lengkap dengan pembahasan yang bertujuan memperdalam refleksi serta meningkatkan kecermatan dalam pengambilan keputusan pedagogis di kelas.
Soal juga dapat diunduh dalam format PDF melalui produk digital yang kami sediakan via tautan lynk.id/mathcyber1997.
Catatan: Dalam soal-soal pilihan ganda yang disusun untuk mengukur Pedagogical Content Knowledge (PCK), setiap butir soal disertai dengan lima opsi jawaban (A–E). Masing-masing opsi dirancang untuk merepresentasikan tingkatan kualitas respons, mulai dari yang paling kurang tepat hingga yang paling ideal. Secara umum, setiap opsi memiliki bobot nilai dari 1 (paling rendah) sampai 5 (paling tinggi). Opsi yang merepresentasikan strategi pembelajaran yang paling relevan, tepat, dan kontekstual akan diberi nilai 5, sedangkan opsi yang kurang mencerminkan pemahaman pedagogis yang baik akan diberi nilai lebih rendah. Dengan sistem ini, soal tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur benar atau salah, tetapi juga mencerminkan kedalaman dan kecermatan berpikir pedagogis guru atau calon guru dalam menghadapi situasi nyata di kelas.
Baca: Soal dan Pembahasan – Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG)
Today Quote
Soal Nomor 1
Anda merasa bahwa tes tertulis yang digunakan selama ini belum dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Tahun ini Anda ingin menggunakan strategi asesmen lain yang dapat menilai pemahaman sekaligus kemampuan mentransfer pengetahuan peserta didik. Sebagai guru mata pelajaran, apa prioritas tindakan yang Anda lakukan?
- Menggunakan metode presentasi secara individual.
- Melakukan tanya jawab secara lisan untuk mengungkap kedua unsur penilaian tersebut.
- Menambah jumlah dan variasi soal tes tertulis, serta mengatur ulang waktu pengerjaannya.
- Memikirkan asesmen lain yang lebih tepat dalam mengungkap pemahaman sekaligus mentransfer pengetahuan.
- Membuat kasus untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Masalah utama yang dihadapi guru adalah penilaian yang belum mencerminkan pemahaman dan kemampuan transfer pengetahuan peserta didik. Strategi yang paling ideal adalah meminta peserta didik membuat kasus untuk didiskusikan dan dipresentasikan (E), karena asesmen autentik seperti ini memungkinkan guru menilai baik aspek kognitif maupun keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pilihan A (presentasi individual) memang mendekati, tetapi belum tentu memfasilitasi transfer pengetahuan secara mendalam. Tanya jawab (B) hanya mengukur pemahaman secara terbatas, sementara opsi D dan C masih dalam tataran wacana atau perbaikan format lama.
Urutan bobot nilai: E A B D C
Soal Nomor 2
Selama 5 tahun terakhir Anda adalah guru kelas tinggi, tetapi tahun ini Anda diminta untuk mengajar di kelas rendah, yaitu kelas 1. Ketika Anda harus mengajarkan konsep angka, Anda mencoba menyampaikannya dengan menuliskan bilangan-bilangan di papan tulis. Akan tetapi, para peserta didik tampak tidak ada yang memperhatikan dan bermain sendiri-sendiri. Bagaimana Anda mengatasi kejadian tersebut?
- Berupaya untuk melakukan aktivitas bermain dan belajar meskipun belum begitu paham caranya.
- Mencari ide tentang penyampaian materi matematika dengan konsep yang lebih menarik.
- Meminta peserta didik untuk memperhatikan angka yang telah ditulis di papan tulis.
- Membuat satu set kartu angka dan meminta peserta didik untuk mengurutkannya.
- Mengajak peserta didik untuk mencocokkan jumlah kancing dengan angka yang sesuai.
Mengajarkan angka pada peserta didik kelas 1 SD memerlukan pendekatan konkret dan kontekstual. Membuat satu set kartu angka dan meminta peserta didik mengurutkannya (D) adalah solusi yang paling tepat karena melibatkan aktivitas bermain sambil belajar. Pilihan E (mencocokkan jumlah dengan angka) juga baik karena menggunakan pendekatan manipulatif. Sementara itu, opsi A, B, dan C cenderung belum cukup konkret untuk anak usia dini, dan bisa jadi belum mampu menarik perhatian peserta didik.
Urutan bobot nilai: D E A B C
Baca: Soal dan Pembahasan – Situational Judgment Test (SJT) Ujian PPG Terbaru
Soal Nomor 3
Anda adalah guru matematika kelas 1 SD. Selain ingin mengenalkan bilangan 1 hingga 10, Anda ingin peserta didik juga dapat menuliskan bilangan-bilangan tersebut. Hanya saja, Anda mengamati bahwa ada di antara mereka yang belum mahir dalam memegang alat tulis. Bila Anda menghadapi situasi ini, apa prioritas tindakan yang Anda lakukan?
- Membedakan target kompetensi dengan mengidentifikasi kemampuan motorik halus peserta didik.
- Menyadari bahwa tidak semua peserta didik di kelas 1 SD sudah terampil dalam menulis.
- Tetap meminta semua peserta didik untuk dapat latihan menulis bilangan 1 hingga 10.
- Berupaya untuk menurunkan banyaknya bilangan yang harus ditulis peserta didik.
- Meminta peserta didik menulis bilangan 1 hingga 5 terlebih dahulu.
Ketika peserta didik belum mahir memegang alat tulis, guru seharusnya menyesuaikan target kompetensi (A) dengan kebutuhan dan perkembangan motorik halus anak. Ini menunjukkan diferensiasi pembelajaran yang tepat. E (menulis 1–5) adalah penyesuaian jumlah tugas, tetapi belum mencerminkan perhatian terhadap aspek motorik. Menurunkan jumlah bilangan (D) juga membantu, tetapi bukan solusi utama. Sementara itu, opsi B dan C kurang responsif terhadap kebutuhan perkembangan anak.
Urutan bobot nilai: A E D B C
Soal Nomor 4
Anda mengampu Bahasa Inggris. Anda menyadari bahwa kemampuan menulis cenderung kurang diperhatikan dalam mata pelajaran ini, dan Anda berencana untuk melatihnya. Selama ini sebenarnya Anda sudah berusaha memberikan tugas-tugas menulis, tetapi hasil yang ditunjukkan oleh peserta didik cukup beragam antarkategori tulisan, seperti esai, tulisan reportase kejadian, dan cerita. Apa yang Anda lakukan kemudian pada penugasan kali ini?
- Mencoba memberikan panduan atau tugas menulis dalam kategori yang bervariasi.
- Memahami bahwa dibutuhkan latihan menulis yang berbeda berdasarkan kemampuan peserta didik.
- Meminta semua peserta didik membuat tulisan dengan kategori dan tema yang sama.
- Membuat proyek menulis kolaboratif antarpeserta didik yang kemahiran menulisnya beragam.
- Memberi penugasan yang berbeda dalam hal tema, jenis, dan detail ketentuan tulisan.
Dalam menghadapi hasil tugas menulis yang beragam, guru idealnya menyusun proyek menulis kolaboratif (D) agar peserta didik bisa saling belajar dan berkembang bersama. Kolaborasi juga memberi ruang bagi pembelajaran diferensiasi secara alami. Opsi E juga baik karena memberi tugas sesuai tingkat kemampuan. Memberi panduan bervariasi (A) dan menyadari perbedaan (B) hanya tahap awal. Opsi C terlalu kaku dan tidak mengakomodasi perbedaan kemampuan.
Urutan bobot nilai: D E A B C
Soal Nomor 5
Anda adalah guru bahasa Inggris di sebuah SD. Minggu ini Anda berencana untuk mengaitkan budaya dan perkembangan bahasa Inggris secara umum. Anda agak kesulitan untuk menentukan budaya mana yang akan diangkat karena peserta didik di kelas Anda terdiri atas berbagai macam budaya. Apa yang akan Anda lakukan?
- Memberikan kasus keberagaman budaya yang memengaruhi pembelajaran bahasa Inggris dan meminta komentar peserta didik.
- Mencari ide tentang cerita-cerita dari berbagai budaya untuk memahami variasi dalam penggunaan bahasa.
- Mendiskusikan dalam kelas tentang peran budaya dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
- Memperkenalkan budaya-budaya yang umum di Indonesia melalui metode ceramah dalam bahasa Inggris di depan kelas.
- Melibatkan peserta didik dalam proyek kelompok untuk merancang dan menyajikan materi bahasa Inggris yang mencerminkan budayanya.
Ketika menghadapi keberagaman budaya, strategi paling kontekstual adalah melibatkan peserta didik dalam proyek kelompok (E) agar mereka menyajikan materi dalam bahasa Inggris berdasarkan budaya masing-masing. Ini mendukung pembelajaran lintas budaya dan menghargai identitas peserta didik. Pilihan A dan B masih bersifat pasif dan belum mengarah ke eksplorasi identitas peserta didik. Opsi C (diskusi umum) belum cukup aplikatif, sementara D terlalu satu arah.
Urutan bobot nilai: E A C B D
Soal Nomor 6
Anda mengampu mata pelajaran PJOK dan akan mengajarkan materi tentang permainan bola voli yang menuntut penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Di sisi lain, sekolah Anda tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan praktik sehingga Anda cukup kesulitan untuk melakukan proses pembelajaran dan penilaian. Jika menemui situasi tersebut, apa yang akan Anda lakukan?
- Tetap akan melakukan penilaian keterampilan dengan meminjam lapangan bola voli terdekat.
- Membuat panduan observasi yang dapat digunakan semua guru PJOK meskipun sarana praktik di sekolah terbatas.
- Memahami pentingnya metode observasi untuk mengetahui keterampilan praktik peserta didik dalam bermain voli.
- Berusaha menyusun pedoman observasi sederhana pada gerakan-gerakan yang bersifat dasar.
- Hanya akan memberikan tes yang bersifat tertulis dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana praktik tersebut.
Menghadapi keterbatasan sarana, tindakan terbaik adalah menyusun panduan observasi bersama guru PJOK (B). Pendekatan ini kolaboratif dan sistematis, memungkinkan adanya penilaian yang objektif meskipun tanpa praktik langsung. Meminjam lapangan (A) baik, tetapi mungkin tidak selalu dapat dilakukan. D (pedoman gerakan dasar) cukup membantu, tetapi belum melibatkan kerja sama antar guru. C dan E kurang maksimal dalam menilai keterampilan praktik.
Urutan bobot nilai: B A D C E
Soal Nomor 7
Anda adalah guru bahasa Indonesia yang bermaksud melakukan literasi menulis pada peserta didik di sekolah Anda. Literasi ini akan membantu peserta didik menuangkan gagasan ke dalam tulisan dengan susunan kata dan bahasa yang efektif dan efisien. Namun, kemampuan menulis peserta didik di sekolah Anda sangat heterogen. Beberapa di antara mereka cukup terampil dalam menulis, tetapi banyak juga yang mengalami kesulitan. Apa yang Anda lakukan jika berada pada situasi ini?
- Mulai menugaskan aktivitas menulis berdasarkan topik minggu ini berdasarkan kemampuan masing-masing.
- Menyadari adanya perbedaan kemampuan awal dalam pengembangan keterampilan menulis peserta didik.
- Tetap menggunakan metode pengajaran standar yang biasa dilakukan.
- Meningkatkan kompleksitas aktivitas hanya untuk peserta didik yang sudah memiliki keterampilan menulis yang baik.
- Membuat panduan dan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat keterampilan menulis peserta didik.
Dalam menghadapi heterogenitas kemampuan menulis, membuat panduan dan tugas berbeda (E) sesuai kemampuan adalah bentuk konkret dari pembelajaran berdiferensiasi. D (meningkatkan tantangan bagi yang sudah mahir) bagus, tetapi belum menjangkau semua. A (menyesuaikan topik tugas) juga mendukung, tapi kurang sistematis. Menyadari perbedaan (B) adalah awal yang baik, tetapi perlu aksi lanjut. C (metode standar) tidak adaptif dengan kondisi nyata kelas.
Urutan bobot nilai: E D A B C
Soal Nomor 8
Pada suatu materi belajar tentang poster sebagai media informasi, Anda berencana meminta setiap peserta didik untuk berlatih membuatnya dengan tema budaya. Akan tetapi, mayoritas peserta didik meminta Anda untuk membebaskan tema sesuai dengan minat masing-masing. Sebagai guru mapel Informatika, apa yang akan Anda lakukan ketika menemui situasi tersebut?
- Berupaya memperluas tema poster sesuai keinginan peserta didik meskipun tidak terlalu jauh dari tema budaya.
- Meminta peserta didik untuk membuat poster sesuai tema yang telah Anda tentukan.
- Membuat survei minat peserta didik untuk dijadikan alternatif pembuatan tema sebelum pembelajaran.
- Mengizinkan peserta didik untuk membuat poster sesuai dengan minatnya masing-masing.
- Memaklumi minat peserta didik yang beragam dalam pembuatan tugas tersebut.
Ketika peserta didik meminta tema poster yang lebih fleksibel, tindakan ideal adalah membuat survei minat (C) agar guru tetap dapat mengarahkan pembelajaran tanpa mengabaikan minat siswa. Ini mencerminkan pendekatan yang responsif dan partisipatif. Mengizinkan bebas tema (D) bisa terlalu lepas dari tujuan pembelajaran. A (memperluas tema sedikit) bersifat kompromistis, sedangkan E dan B tidak memberikan solusi yang jelas terhadap permintaan siswa.
Urutan bobot nilai: C D A E B
Soal Nomor 9
Anda akan mengajarkan salah satu cabang olahraga atletik, yaitu lari jarak jauh. Pada kegiatan praktik, ada beberapa peserta didik yang menyatakan tidak sanggup melakukan kegiatan tersebut dikarenakan baru saja sembuh dari sakit. Ada pula yang menyampaikan bahwa mereka belum sempat sarapan. Tindakan apa yang Anda lakukan sebagai guru mata pelajaran PJOK di kelas tersebut?
- Memastikan kembali kondisi setiap peserta didik sebelum menentukan jarak lari yang akan dipraktikkan.
- Menyadari bahwa praktik lari jarak jauh tidak selalu dapat dilakukan oleh semua peserta didik.
- Meminta peserta didik yang tidak mampu untuk istirahat dan tidak melakukan kegiatan tersebut.
- Tetap meminta peserta didik untuk lari jarak jauh meskipun beberapa di antaranya harus pelan-pelan.
- Mengubah jenis lari ke lari jarak menengah agar setiap peserta dapat melakukan praktik lari.
Dalam situasi peserta didik tidak siap secara fisik, langkah terbaik adalah memastikan kondisi kesehatan peserta didik (A) sebelum menentukan jenis aktivitas. Ini mencerminkan kepedulian dan penyesuaian pedagogis yang bijak. E (mengubah ke lari menengah) bersifat alternatif yang cukup baik. D (meminta tetap lari) atau B (hanya menyadari keterbatasan) tidak cukup adaptif. C (meminta istirahat) cenderung kurang mengembangkan rasa tanggung jawab dan partisipasi siswa.
Urutan bobot nilai: A E D B C
Soal Nomor 10
Anda adalah guru kelas dengan peserta didik yang selama ini seluruhnya berasal dari suku Jawa. Kebetulan semester ini ada peserta didik baru yang pindah dari luar Jawa, dan tentu saja ia tidak menguasai bahasa Jawa. Padahal selama ini Anda terbiasa ketika di kelas menyelipkan bahasa Jawa ketika menjelaskan sesuatu meskipun bahasa pengantar pembelajaran secara resmi adalah bahasa Indonesia. Apa kemudian tindakan Anda saat menghadapi situasi di atas?
- Menggunakan bahasa Indonesia pada semua materi yang diajarkan di kelas.
- Berniat membiasakan diri agar selanjutnya dapat konsisten menggunakan bahasa Indonesia ketika mengajar.
- Melibatkan peserta didik lain di kelas untuk mendiskusikan materi dalam bahasa Indonesia.
- Menyadari tantangan yang dihadapi peserta didik pindahan dalam memahami materi.
- Meminta peserta didik yang baru pindah untuk segera belajar bahasa Jawa.
Ketika peserta didik baru belum menguasai bahasa lokal, tindakan tepat adalah melibatkan peserta didik lain untuk berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia (C). Ini bukan hanya solusi komunikatif, tetapi juga mendorong inklusi dan adaptasi sosial. Menggunakan bahasa Indonesia (A) adalah respons logis dan profesional. Berniat membiasakan diri (B) belum cukup konkret. D (menyadari tantangan) hanya tahap refleksi, sedangkan E (meminta belajar bahasa Jawa) bisa menambah beban siswa baru.
Urutan bobot nilai: C A B D E
Soal Nomor 11
Berdasarkan hasil asesmen, Anda mengetahui bahwa sebagian peserta didik di kelas Anda memiliki gaya belajar visual. Sementara itu, sebagian yang lain lebih suka belajar secara auditori. Anda merasa perbedaan gaya belajar ini menjadi sebuah tantangan karena Anda terbiasa mengelola kelas yang lebih homogen. Apa prioritas tindakan yang Anda lakukan bila menghadapi situasi ini?
- Berupaya merencanakan aktivitas yang memungkinkan tiap peserta didik bekerja secara individual sesuai gaya belajar masing-masing.
- Memikirkan metode pengajaran yang tidak hanya mengandalkan satu jenis media.
- Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan gaya belajar mereka.
- Menyediakan sumber belajar yang mencakup berbagai jenis media seperti teks, video, dan presentasi lisan.
- Mengusulkan kepada koordinator kelas untuk lebih homogen dalam membagi kelas untuk mempermudah proses pembelajaran.
Perbedaan gaya belajar merupakan tantangan yang lazim di kelas yang beragam. Oleh karena itu, strategi yang paling ideal adalah menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk media (D), seperti teks, video, dan presentasi lisan. Dengan pendekatan ini, semua peserta didik dapat mengakses materi sesuai gaya belajarnya. Membagi kelas berdasarkan gaya belajar (C) bisa menimbulkan segregasi, sementara A terlalu individual dan tidak efisien. B dan E tidak cukup konkret atau solutif.
Urutan bobot nilai: D C A B E
Soal Nomor 12
Anda adalah guru matematika yang akan mengajarkan materi perkalian bilangan ratusan. Ketika Anda memberikan soal di kelas, hanya sebagian kecil peserta didik yang dapat menyelesaikan soal dengan benar. Setelah dilakukan asesmen lebih lanjut, ternyata ada beberapa peserta didik yang baru dapat melakukan perkalian bilangan puluhan. Bahkan ada pula peserta didik yang belum memilliki hafalan perkalian bilangan satuan. Apa tindakan yang Anda prioritaskan untuk lakukan ketika menemui situasi tersebut?
- Memastikan kemampuan perkalian peserta didik sebelum memberikan soal-soal.
- Memberikan soal-soal latihan yang sesuai dengan kemampuan matematika setiap peserta didik.
- Tetap mengajarkan perkalian bilangan ratusan, tetapi secara perlahan agar semua peserta didik paham.
- Hanya memberikan soal latihan bilangan ratusan kepada peserta didik yang mampu.
- Memaklumi bila soal latihan yang diberikan memang hanya dapat diselesaikan oleh peserta didik yang mampu.
Dalam konteks Teaching at the Right Level, guru harus menyesuaikan pengajaran dengan tingkat penguasaan peserta didik. Maka, memastikan kemampuan perkalian sebelum memberikan soal lanjutan (A) adalah langkah awal yang sangat penting. Ini memungkinkan guru memetakan kebutuhan belajar dan menyusun strategi pembelajaran yang adaptif. B memang baik, tetapi A adalah fondasi yang harus dilakukan lebih dahulu. Opsi C, D, dan E mengabaikan prinsip bertahap dalam pembelajaran.
Urutan bobot nilai: A B C E D
Soal Nomor 13
Anda mengetahui adanya dua suku asal peserta didik yang sama-sama dominan di kelas Anda. Kedua kelompok ini sering terlibat konflik, baik secara sengaja maupun tidak, sehingga kerap berdampak terhadap proses pembelajaran di kelas. Beberapa kali Anda berusaha untuk memediasi, tetapi tingginya prasangka yang dimiliki antarkelompok membuat kondisi tidak kunjung membaik. Selaku guru kelas, apa yang akan Anda lakukan jika menemui situasi ini?
- Meminta peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan kasus-kasus yang relevan.
- Membuat kelompok dengan anggota yang membaur kedua suku tersebut dan memberikan tugas kolaboratif.
- Menyampaikan materi dan mendampingi belajar sebagaimana biasanya tanpa terlalu memikirkan situasi tersebut.
- Berupaya menyelipkan cerita-cerita tentang dampak negatif prasangka di sela-sela penyampaian materi.
- Memikirkan ide tentang aktivitas pembelajaran tertentu yang dapat memediasi dua kelompok tersebut.
Ketika konflik antar kelompok budaya di kelas terjadi, membaurkan kelompok dan memberikan tugas kolaboratif (B) adalah cara efektif untuk menumbuhkan kerja sama dan saling pengertian. Pendekatan ini mendorong interaksi positif dan mengurangi prasangka melalui pengalaman bersama. A dan E cukup baik, tetapi tidak sekuat efek nyata dari kolaborasi. C dan D terlalu pasif untuk mengatasi konflik mendalam.
Urutan bobot nilai: B A D E C
Soal Nomor 14
Anda adalah guru Bahasa Inggris kelas 12. Ketika mengamati tugas makalah yang dikumpulkan peserta didik di semester lalu, Anda merasa bahwa kemampuan menulis dalam bahasa Inggris perlu diasah lebih lanjut. Terlebih kemampuan ini akan dibutuhkan pada jenjang berikutnya. Di sisi lain, Anda belum memiliki asesmen apa pun terkait dengan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris. Apa tindakan yang akan Anda lakukan bila menghadapi situasi ini?
- Mencoba membuat ujian tulis dengan pertanyaan singkat.
- Menggunakan asesmen yang selama ini digunakan.
- Menugaskan esai panjang saat Sumatif Akhir Semester (SAS).
- Memikirkan strategi asesmen yang paling relevan.
- Memberikan tugas menulis jurnal mingguan agar progres kemampuan juga lebih terlihat.
Tanpa adanya asesmen menulis sebelumnya, guru sebaiknya memberikan tugas jurnal mingguan (E) untuk melihat progres peserta didik secara berkelanjutan. Jurnal mendorong refleksi dan latihan rutin. Pilihan D (merancang strategi asesmen) penting, tetapi belum konkret. A, B, dan C terlalu sempit cakupannya atau hanya sesaat, sehingga tidak cukup mencerminkan perkembangan keterampilan menulis.
Urutan bobot nilai: E C A D B
Soal Nomor 15
Anda ditunjuk untuk melatih ekstrakurikuler menari di sekolah. Saat ini Anda sedang mempersiapkan peserta didik untuk tampil di festival budaya kabupaten. Meskipun demikian, Anda menyadari bahwa peserta didik memiliki latar belakang kemampuan tari yang berbeda-beda sehingga Anda bingung dalam menentukan aktivitas yang paling sesuai saat latihan. Apa yang Anda lakukan jika berada pada situasi tersebut?
- Mengatur urutan dalam melatih gerakan, mulai dari yang rata-rata paling sulit dilakukan sampai yang paling mudah.
- Memikirkan variasi aktivitas yang dapat melatih berbagai tingkat kemampuan menari para peserta didik.
- Meminta bantuan peserta didik yang lebih mahir untuk turut melatih temannya yang belum mahir dalam melakukan gerakan tertentu.
- Mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuannya dan memberikan latihan khusus untuk tiap kelompok.
- Tetap menggunakan rutinitas latihan yang biasa dilakukan dan mengharapkan semua peserta didik dapat mengikutinya tanpa kesulitan.
Ketika menangani peserta didik dengan latar belakang kemampuan menari yang beragam, tindakan paling efektif adalah mengelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan dan memberi latihan yang sesuai (D). Ini mencerminkan pembelajaran berdiferensiasi yang mendukung pertumbuhan tiap individu. C baik dalam semangat kolaborasi, tetapi perlu didampingi strategi lebih sistematis seperti D. A dan B cukup membantu, tetapi belum menjawab kebutuhan spesifik setiap kelompok.
Urutan bobot nilai: C D A B E
Soal Nomor 16
Anda sedang merancang RPP dengan pendekatan Understanding by Design. Anda ingin memastikan bahwa kegiatan pembelajaran benar-benar berorientasi pada hasil belajar yang bermakna bagi peserta didik. Apa langkah awal yang menjadi prioritas Anda?
- Menentukan metode pembelajaran yang menyenangkan terlebih dahulu.
- Menyiapkan lembar kerja sesuai dengan topik pembelajaran.
- Menyusun penilaian harian yang bervariasi.
- Merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan buku teks.
- Menentukan tujuan akhir pembelajaran yang hendak dicapai terlebih dahulu.
Dalam pendekatan Understanding by Design, langkah pertama yang penting adalah menentukan tujuan akhir pembelajaran (E). Ini menjadi arah dari perencanaan backward design. Tanpa tujuan akhir yang jelas, metode atau aktivitas pembelajaran tidak akan terarah. A, B, C, dan D adalah bagian dari perencanaan, tetapi harus disusun setelah tujuan dirumuskan terlebih dahulu.
Urutan bobot nilai: E C B A D
Soal Nomor 17
Di kelas Anda terdapat peserta didik dengan kemampuan dan gaya belajar yang sangat beragam. Anda ingin mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi. Apa tindakan paling awal yang perlu Anda lakukan?
- Menggunakan satu metode pembelajaran yang menurut Anda paling efektif.
- Mengelompokkan peserta didik berdasarkan nilai ulangan sebelumnya.
- Mengidentifikasi kebutuhan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.
- Memberikan tugas tambahan kepada peserta didik yang lebih cepat menyelesaikan tugas.
- Membuat kelompok belajar heterogen secara acak.
Untuk mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi, langkah awal yang paling esensial adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik (C). Ini menjadi dasar untuk menyusun strategi pembelajaran yang tepat sasaran. Opsi lain seperti pengelompokan berdasarkan nilai (B) atau memberi tugas tambahan (D) justru baru relevan setelah pemetaan awal dilakukan. A dan E terlalu umum dan tidak berbasis data.
Urutan bobot nilai: C D B A E
Soal Nomor 18
Saat mengajar kelas 4 SD, Anda menemukan bahwa beberapa peserta didik masih belum menguasai kemampuan dasar kelas 2. Apa tindakan yang paling tepat berdasarkan prinsip Teaching at the Right Level?
- Memberikan tambahan soal remedial kepada peserta didik yang tertinggal.
- Melanjutkan pembelajaran sesuai kurikulum kelas 4 agar tidak tertinggal.
- Memberikan soal latihan kepada seluruh peserta didik berdasarkan materi kelas 4.
- Mengelompokkan peserta didik sesuai tingkat penguasaan materi untuk pembelajaran yang sesuai.
- Menyarankan kepada orang tua untuk memberikan les tambahan.
Dalam prinsip Teaching at the Right Level, guru perlu menyesuaikan materi dengan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, tindakan terbaik adalah mengelompokkan peserta sesuai tingkat penguasaan materi (D). Ini memungkinkan pembelajaran dilakukan secara bertahap, sesuai titik awal siswa. A dan C tidak mengatasi kesenjangan kemampuan, sedangkan B dan E terlalu mengabaikan kondisi aktual peserta didik.
Urutan bobot nilai: D E A C B
Soal Nomor 19
Anda mengajar di sekolah dengan latar belakang budaya yang sangat beragam. Anda ingin mengembangkan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Apa tindakan yang paling tepat untuk dilakukan dalam merancang materi ajar?
- Menggunakan materi ajar dari daerah mayoritas saja agar mudah dipaham.
- Memilih topik pembelajaran yang bersifat umum dan netral budaya.
- Mengadaptasi materi ajar agar relevan dengan latar belakang budaya peserta didik.
- Menghindari penyebutan budaya tertentu agar tidak terjadi konflik.
- Membebaskan peserta didik memilih materi belajar yang mereka sukai.
Untuk mengimplementasikan Culturally Responsive Teaching, guru harus mengadaptasi materi ajar agar relevan dengan latar belakang budaya peserta didik (C). Ini bukan hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga mendorong inklusi dan penghargaan terhadap keragaman. A, B, dan D menghindari keberagaman daripada memanfaatkannya sebagai kekuatan, sementara E terlalu membebaskan tanpa arah pembelajaran yang jelas.
Urutan bobot nilai: C E B A D
Soal Nomor 20
Dalam pembelajaran IPA, Anda menemukan kesempatan untuk menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab saat melakukan eksperimen. Apa tindakan Anda sebagai guru yang menanamkan pendidikan nilai?
- Menjelaskan prosedur eksperimen secara teknis dan membiarkan mereka menjalankan sendiri.
- Menekankan pentingnya mendapatkan hasil eksperimen yang sesuai harapan.
- Memberi poin tambahan bagi kelompok yang hasilnya paling tepat.
- Menyampaikan bahwa proses eksperimen harus dilakukan dengan jujur dan bertanggung jawab.
- Menghargai semua hasil eksperimen tanpa melihat prosesnya.
Pendidikan nilai dalam pembelajaran IPA dapat ditanamkan dengan menekankan kejujuran dan tanggung jawab dalam proses eksperimen (D). Nilai ini sejalan dengan integritas ilmiah dan karakter positif peserta didik. Pilihan lain seperti A atau E terlalu fokus pada proses atau hasil tanpa menanamkan nilai, sedangkan C dan B bisa menimbulkan kompetisi yang kurang sehat.
Urutan bobot nilai: D E A B C
Soal Nomor 21
Seorang peserta didik Anda tampak menarik diri dan sulit berinteraksi dengan teman sekelas. Anda ingin mengembangkan pembelajaran sosial emosional untuk membangun rasa percaya dirinya. Apa pendekatan awal yang paling tepat?
- Memberi tugas tambahan agar peserta didik lebih sibuk.
- Menyampaikan kepada peserta didik lain untuk tidak terlalu memperhatikan.
- Melibatkan peserta didik tersebut dalam kegiatan kelompok yang suportif.
- Memberi nilai yang lebih tinggi sebagai bentuk motivasi.
- Mengabaikan masalah sosial dan fokus pada capaian akademik.
Untuk membangun pembelajaran sosial emosional, pendekatan yang efektif adalah melibatkan peserta didik dalam kelompok yang suportif (C). Ini membantu mengembangkan rasa percaya diri dan rasa memiliki dalam komunitas kelas. A dan D bisa membuat siswa semakin terbebani, sementara B dan E menunjukkan kurangnya empati terhadap kondisi emosional siswa.
Urutan bobot nilai: C E D A B
Soal Nomor 22
Anda sedang menyusun asesmen formatif untuk materi yang baru saja diajarkan. Dalam pendekatan Understanding by Design, apa prinsip yang harus Anda perhatikan dalam merancang asesmen ini?
- Asesmen harus bersifat tertulis dan mudah diperiksa.
- Asesmen harus mencakup semua indikator ketercapaian kompetensi dasar.
- Asesmen harus dirancang untuk mengukur pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan.
- Asesmen sebaiknya berupa pilihan ganda untuk objektivitas.
- Asesmen dibuat berdasarkan jumlah soal dalam buku guru.
Dalam pendekatan UbD, asesmen formatif harus dirancang untuk mengukur pemahaman mendalam (C), bukan sekadar hafalan. Hal ini memastikan bahwa peserta didik benar-benar memahami konsep inti materi. A, B, dan D terlalu fokus pada format atau teknis, sementara E hanya menyesuaikan dengan buku tanpa mempertimbangkan konteks.
Urutan bobot nilai: C E B A D
Soal Nomor 23
Anda memberikan tugas proyek kepada peserta didik. Setelah beberapa hari, Anda melihat ada peserta didik yang kesulitan memulai karena bingung menentukan pendekatan. Apa yang sebaiknya Anda lakukan?
- Memberikan petunjuk umum dan meminta peserta didik menyelesaikan sendiri.
- Memberikan contoh karya dari tahun sebelumnya.
- Menawarkan opsi pendekatan tugas yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
- Mengurangi beban tugas untuk peserta didik yang tampak kesulitan.
- Menyerahkan kepada peserta didik untuk menemukan caranya sendiri.
Jika peserta didik bingung dalam memulai proyek, guru sebaiknya menawarkan beberapa opsi pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar mereka (C). Ini membantu mereka menemukan titik awal dan tetap merasa berdaya dalam mengerjakan tugas. B memberikan inspirasi, tapi tidak selalu sesuai konteks saat ini. A dan E terlalu umum, dan D bisa dianggap mengurangi tantangan pembelajaran.
Urutan bobot nilai: C D B A E
Soal Nomor 24
Dalam suatu sesi diskusi, seorang peserta didik mengungkapkan bahwa dalam budaya keluarganya, anak tidak diperbolehkan berbicara terlalu banyak di depan orang dewasa. Bagaimana Anda menyikapi ini dalam konteks pembelajaran aktif di kelas?
- Meminta peserta didik tersebut mengikuti norma kelas yang berlaku.
- Mengabaikan sikapnya karena dianggap tidak aktif.
- Mendorong partisipasi dengan cara yang lebih sesuai, misalnya melalui tulisan.
- Menjadikannya contoh kurang baik agar peserta lain tidak meniru.
- Memberikan nilai rendah karena kurang aktif berkontribusi dalam diskusi.
Dalam konteks budaya yang membatasi siswa untuk aktif secara verbal, guru perlu mendorong partisipasi alternatif seperti melalui tulisan (C). Ini mencerminkan prinsip inclusiveness dan fleksibilitas dalam pembelajaran aktif. A dan E menuntut konformitas, B dan D justru bisa mempermalukan siswa atau melemahkan rasa percaya dirinya.
Urutan bobot nilai: C E D A B
Soal Nomor 25
Anda memulai pelajaran setelah jam istirahat, dan suasana kelas masih ramai serta emosional peserta didik belum stabil. Apa strategi yang paling efektif untuk memulai pembelajaran?
- Langsung menyampaikan materi dengan suara keras agar peserta didik fokus.
- Memberikan kuis mendadak agar peserta didik tenang.
- Melakukan kegiatan singkat seperti refleksi diri atau teknik pernapasan untuk menenangkan suasana.
- Menunggu hingga peserta didik tenang sendiri.
- Mengeluhkan sikap peserta didik sebelum pelajaran dimulai.
Memulai pembelajaran setelah istirahat dengan kegiatan singkat seperti refleksi diri atau teknik pernapasan (C) merupakan pendekatan sosial emosional yang bijak. Ini membantu menstabilkan emosi dan menyiapkan kondisi belajar yang optimal. Opsi A dan B bisa membuat peserta didik semakin tertekan, D terlalu pasif, dan E memperburuk suasana kelas.
Urutan bobot nilai: C D B A E