Situational Judgement Test (SJT) adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan calon guru atau guru dalam menilai dan merespons situasi nyata yang terjadi di lingkungan pendidikan. Setiap butir soal dalam SJT menyajikan sebuah situasi yang realistis dan kontekstual, biasanya diambil dari pengalaman sehari-hari guru di kelas, interaksi dengan siswa, atau dinamika sekolah. Soal tersebut kemudian diikuti oleh lima opsi jawaban (A–E) yang masing-masing dirancang untuk mencerminkan tingkat kualitas respons yang berbeda, mulai dari yang paling tidak tepat hingga yang paling ideal secara profesional. Penilaian dalam SJT tidak hanya menekankan pada jawaban benar atau salah, tetapi lebih pada kualitas pertimbangan dan keputusan profesional yang diambil oleh guru. Setiap pilihan jawaban diberi bobot nilai antara 1 hingga 5. Pilihan dengan nilai 5 menunjukkan respons yang sangat tepat, yaitu tindakan yang paling ideal, profesional, etis, dan kontekstual terhadap situasi yang diberikan. Nilai 4 menunjukkan jawaban yang cukup tepat, meskipun tidak sekuat pilihan terbaik. Nilai 3 mencerminkan respons yang netral atau ragu-ragu, yang mungkin dapat diterima, tetapi kurang menunjukkan ketegasan atau kecermatan secara profesional. Nilai 2 menunjukkan tindakan yang kurang tepat, biasanya mengabaikan aspek penting seperti keadilan, empati, atau aturan. Sementara itu, nilai 1 diberikan pada pilihan yang tidak tepat karena umumnya mengindikasikan keputusan yang keliru secara profesional, etis, atau pedagogis.
Soal juga dapat diunduh dalam format PDF melalui produk digital yang kami sediakan via tautan lynk.id/mathcyber1997.
Baca: Soal dan Pembahasan – Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG)
Today Quote
Soal Nomor 1
Pak Ilmo adalah guru Bahasa Indonesia di sebuah SMP. Saat ujian, salah satu siswanya, Febi, datang terlambat dan tidak dapat menyelesaikan semua soal karena kehabisan waktu. Febi menceritakan kepada Pak Ilmo bahwa ia terlambat karena harus merawat ibunya yang sedang sakit. Kemudian, ia memohon kepada Pak Ilmo untuk diberikan waktu tambahan agar dapat menyelesaikan semua soal. Pak Ilmo memahami bahwa kondisi ibunya memang sedang sakit dan membutuhkan kehadiran dan bantuan dari Febi. Namun di sisi lain, memberi waktu tambahan hanya kepada Febi dapat dianggap tidak adil bagi siswa lainnya yang mengikuti aturan dan menyelesaikan ujian sesuai waktu yang ditetapkan. Dalam kondisi ini, tindakan apa yang Anda lakukan apabila menjadi Pak Ilmo?
- Memberikan Febi waktu tambahan, tetapi hanya pada soal-soal yang belum dikerjakan dan memastikan bahwa keputusan ini tidak merugikan siswa lain.
- Memberikan Febi waktu tambahan karena Anda merasa perlu memberikan empati dan menyesuaikan kebijakan dengan situasi yang dihadapi siswa.
- Memberikan Febi waktu tambahan karena Anda telah mengenal baik dengan Febi dan mengetahui bahwa ia memiliki motivasi belajar yang tinggi.
- Memberikan Febi waktu tambahan, tetapi Anda tetap menegurnya karena telah membuat Anda harus meluangkan waktu lebih untuk menunggunya.
- Memberikan Febi waktu tambahan hanya jika ia dapat menunjukkan bukti konkret mengenai keterlambatannya dan kebijakan ini berlaku untuk lainnya.
Dalam menghadapi keterlambatan Febi karena alasan keluarga yang valid, pilihan E (skor 5) paling ideal karena bersifat adil dan profesional: memberikan kelonggaran berbasis bukti serta membuat kebijakan berlaku umum untuk siswa lain. A (skor 4) juga cukup baik karena tidak langsung memberi waktu tambahan penuh, hanya soal yang belum dijawab, tetapi belum menjelaskan perlakuan untuk siswa lain. B (skor 3) menonjolkan empati, tetapi kurang memperhitungkan prinsip keadilan terhadap siswa lain. C (skor 2) bersifat subjektif karena didasarkan pada kedekatan pribadi, bukan alasan objektif. Sedangkan D (skor 1) menunjukkan sikap tidak profesional karena mencampuradukkan empati dengan teguran emosional.
Urutan bobot nilai: E A B C D
Soal Nomor 2
Anda adalah seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah di kota besar. Salah satu siswa baru Anda, Rudi, baru saja pindah dari desa bersama keluarganya karena orang tuanya pindah pekerjaan. Rudi tampak canggung dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kota yang serba cepat dan penuh teknologi. Selain itu, ia juga merasa asing dengan materi yang diajarkan di kelas karena tidak relevan dengan latar belakangnya yang terbiasa dengan kehidupan desa. Sebagai guru, Anda ingin memfasilitasi kebutuhan belajar Rudi yang mungkin berbeda dengan siswa lainnya. Namun, Anda khawatir hal tersebut dapat berdampak pada keseimbangan dengan kebutuhan siswa lainnya. Dalam kondisi ini, tindakan apa yang akan Anda lakukan?
- Memberikan bimbingan belajar tambahan khusus kepada Rudi secara berkala agar ia dapat beradaptasi lebih cepat secara akademis dan sosial.
- Mengajak Rudi berdiskusi pribadi untuk memahami latar belakang dan kesulitan belajarnya sebelum merancang strategi pembelajaran untuknya.
- Menggunakan media pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang bisa dihubungkan dengan pengalaman Rudi di desa dan juga dengan kehidupan modern.
- Mengimbau Rudi untuk beradaptasi di lingkungan baru dan memintanya untuk menghubungi Anda apabila ia membutuhkan.
- Melibatkan orang tua Rudi dalam komunikasi rutin untuk memahami dukungan belajar di rumah dan menjembatani kesenjangan budaya.
Dalam membantu siswa seperti Rudi, pilihan B (skor 5) adalah langkah awal terbaik karena guru perlu memahami akar kesulitan sebelum merancang strategi yang tepat. A (skor 4) efektif karena menunjukkan dukungan akademik, meski belum mendalami aspek sosial dan budaya. C (skor 3) menarik secara pedagogis, tetapi kurang kuat tanpa eksplorasi awal terhadap latar belakang siswa. E (skor 2) terlalu sempit jika hanya melibatkan orang tua tanpa pemahaman personal. D (skor 1) cenderung mengabaikan perbedaan individu dengan menyalahkan siswa atas ketidakmampuannya beradaptasi.
Urutan bobot nilai: B A C E D
Baca: Soal dan Pembahasan – Pedagogical Content Knowledge (PCK) Ujian PPG Terbaru
Soal Nomor 3
Dalam ujian Matematika, Pak Andi memperbolehkan siswanya menggunakan kalkulator untuk membantu menghitung. Akan tetapi, Pak Andi menemukan bahwa siswanya tidak hanya menggunakan kalkulator, melainkan juga menggunakan artificial intelligence (AI). Pak Andi menyayangkan kejadian ini karena penggunaan AI membuat siswa langsung mendapatkan jawaban tanpa harus mengetahui caranya sehingga dapat menghilangkan esensi belajar siswa. Akan tetapi, Pak Andi juga menyadari bahwa ia tidak menyebutkan pelarangan penggunaan AI sebagai peraturan ujian sehingga Pak Andi tidak dapat menyalahkan siswanya. Dalam kondisi ini, tindakan apa yang akan Anda lakukan?
- Mengadakan sesi tentang etika penggunaan AI dalam konteks ujian dan tugas sehingga mereka memahami penggunaan AI secara bijak.
- Memberikan kesempatan siswa yang menggunakan AI untuk mengerjakan ulang ujian untuk memastikan pemahaman terhadap konsep yang diuji.
- Mengimbau pelarangan siswa menggunakan AI di ujian berikutnya demi menjaga integritas akademik dan kemampuan berpikir kritis siswa.
- Menggali hambatan-hambatan siswa pada saat mengerjakan ujian yang membuat mereka memutuskan menggunakan AI saat ujian.
- Membuat kebijakan yang lebih jelas untuk ujian berikutnya dengan menyebutkan secara spesifik alat bantu yang diperbolehkan dan yang dilarang.
Ketika siswa menggunakan AI dalam ujian, A (skor 5) adalah langkah edukatif dan etis: mengedukasi etika penggunaan teknologi. B (skor 4) juga mendidik, tetapi bisa dianggap hukuman jika belum ada aturan jelas. E (skor 3) penting untuk pencegahan masa depan, tetapi tidak menyelesaikan kasus saat ini. D (skor 2) bisa berguna sebagai evaluasi, tetapi bukan solusi langsung. C (skor 1) terlalu reaktif tanpa pendekatan edukatif atau reflektif, hanya fokus melarang.
Urutan bobot nilai: A B E D C
Soal Nomor 4
Bu Rina adalah guru kelas 4 SD yang sedang mengoreksi ulangan Bahasa Indonesia para siswa. Saat memeriksa bagian esai, ia menyadari ada dua lembar jawaban milik siswa yang sangat mirip, bahkan kata-katanya pun sangat identik. Setelah diselidiki, ternyata salah satu dari mereka menyontek saat ulangan berlangsung. Bu Rina ingin menanamkan nilai kejujuran sejak dini dengan cara yang tegas dan mendidik, tetapi ia juga khawatir apabila kasus ini dijadikan pelajaran akan membuat siswa yang melakukannya merasa malu dan kehilangan kepercayaan diri. Di sisi lain, ia tidak ingin membiarkan tindakan tersebut dianggap hal yang biasa. Mengatasi situasi tersebut, Apa upaya yang perlu dilakukan Bu Rina?
- Memfasilitasi mereka untuk merefleksikan kesalahannya dan memberikan konsekuensi nilai yang adil agar mereka tidak mengulangi, lalu merancang program kelas sederhana untuk menanamkan nilai kejujuran secara rutin.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk mengulang ujian dengan soal yang berbeda dengan pendampingan, lalu melakukan diskusi kelas mengenai pentingnya nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
- Memberikan nilai apa adanya disertai catatan pribadi di kertas ujian kedua siswa, lalu merencanakan penguatan karakter kejujuran berkolaborasi dengan guru BK dan wali kelas lainnya untuk menindaklanjuti kasus serupa.
- Memanggil kedua siswa secara pribadi untuk mengonfirmasi kembali kejadian tersebut dan meminta mereka menyesali perbuatannya. Sebagai sanksi, mereka diberikan tugas menulis refleksi dan komitmen untuk tidak menyontek lagi.
- Menceritakan masalah ketidakjujuran siswa dalam ulangan di kelas tanpa menyebutkan nama, lalu memberikan nasihat mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak dini dan memastikan komitmen para siswa untuk tidak menyontek.
Untuk menanggapi kasus menyontek, A (skor 5) adalah langkah paling mendidik: memberikan ruang refleksi dan penguatan karakter lewat program jangka panjang. B (skor 4) memberi kesempatan adil sambil memperkuat nilai kejujuran dalam forum kelas. C (skor 3) menyentuh ranah guru BK, tetapi kurang konfrontatif terhadap pelanggaran. E (skor 2) terlalu umum dan tidak personal, sementara D (skor 1) bersifat minimalis dan mungkin terlalu lunak dalam menanamkan nilai.
Urutan bobot nilai: A B C E D
Soal Nomor 5
Saat perayaan hari besar keagamaan, beberapa wali murid datang ke rumah Anda untuk melakukan silahturahmi. Selain itu, orang tua juga memberikan buah tangan kepada Anda. Anda merasa tersentuh atas niat baik mereka dan ingin menerima hadiah tersebut sebagai bentuk menghargai wali murid. Namun, Anda juga menyadari bahwa sebagai seorang pendidik, menerima hadiah dari siswa maupun wali murid dapat dikategorikan sebagai bentuk gratifikasi yang bertentangan peraturan yang berlaku di lingkungan pendidikan. Sementara, jika Anda tidak menerima hadiah tersebut, hal itu dapat memicu kekecewaan dari para wali murid. Dalam situasi ini, tindakan apa yang Anda lakukan?
- Menjelaskan bahwa mengajar adalah kewajiban Anda dan tidak seharusnya wali murid memberikan hadiah.
- Memberikan pemahaman kepada wali murid agar dapat meninggalkan budaya memberi hadiah kepada guru.
- Menerima simbolis seperti surat ucapan atau karya buatan tangan siswa yang tidak memiliki nilai materi tinggi.
- Menegur wali murid untuk tidak memberikan hadiah kepada guru karena hal ini telah melanggar kode etik guru.
- Memberikan pemahaman kepada wali murid tentang dampak dan risiko apabila Anda menerima hadiah mereka.
Dalam situasi budaya memberi hadiah, B (skor 5) adalah pendekatan preventif dan komunikatif, tidak menyinggung, tetapi tetap menjaga etika profesi. A (skor 4) juga sopan dan edukatif secara personal. E (skor 3) benar secara etika, tetapi dapat terasa kaku tanpa pendekatan persuasif. C (skor 2) membuka ruang interpretasi gratifikasi. D (skor 1) terlalu frontal dan bisa memicu resistensi.
Urutan bobot nilai: B A E C D
Soal Nomor 6
Di kelas IV, Anda mengajar Riko, seorang siswa dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Riko sangat cerdas, tetapi sering tidak bisa diam, mudah teralihkan, sering menyela saat Anda mengajar, dan ingin selalu bergerak. Teman-temannya mulai merasa terganggu, beberapa bahkan mengeluh sulit berkonsentrasi karena perilaku Riko. Anda ingin lebih tegas untuk membantu Riko agar lebih fokus, tetapi tidak membuatnya merasa dikucilkan. Jika Anda menegur Riko terlalu keras, Anda khawatir membuatnya rendah diri. Namun, jika Anda membiarkannya, suasana kelas menjadi tidak kondusif. Bagaimana upaya Anda untuk memastikan kegiatan belajar yang aman dan inklusif untuk semua siswa?
- Berdiskusi dengan Riko untuk memahami kebutuhan belajarnya, lalu menjelaskan kepada para siswa lain tentang kondisi Riko agar mereka lebih memahami kondisinya.
- Memberikan arahan dengan halus dan positif kepada Riko secara langsung saat ia menyela pembelajaran, agar ia langsung menyadari kesalahannya dan segera belajar menyesuaikan diri.
- Membuat kesepakatan dengan Riko untuk lebih kondusif di dalam kelas, apabila mulai mengganggu, Riko dapat keluar kelas sejenak agar pembelajaran dapat berjalan dengan tenang dan kondusif.
- Mengatur tempat duduk Riko lebih dekat dengan guru, memberinya arahan khusus dengan pendekatan yang empatik, dan sesekali memberi waktu untuk bergerak secara terkontrol, misalnya senam ringan.
- Memberikan tugas tambahan yang Riko sukai agar ia bisa lebih tenang dan suasana kelas lebih kondusif, lalu mengimbau para siswa untuk lebih memaklumi dan memahami kondisi Riko yang berbeda.
Mengelola Riko yang ADHD, A (skor 5) adalah pilihan inklusif: memahami kebutuhan Riko dan mengedukasi teman-temannya. B (skor 4) mendidik dan langsung mengoreksi perilaku tanpa mempermalukan. D (skor 3) bersifat adaptif secara fisik, tetapi tidak menyentuh aspek sosial. C (skor 2) dapat diterapkan sebagai kompromi, tetapi bisa memberi kesan eksklusivitas. E (skor 1) kurang profesional karena menyuruh siswa lain “memaklumi” tanpa memberi pemahaman.
Urutan bobot nilai: A B D C E
Soal Nomor 7
Ibu Dini adalah wali kelas di sebuah SMP. Suatu hari, orang tua dari salah satu siswanya yang bernama Dafa datang dan meminta Ibu Dini untuk membantu memperbaiki nilai anaknya agar bisa memenuhi syarat mendaftar ke SMA favorit yang mempersyaratkan nilai dengan standar tertentu. Orang tua Dafa mengatakan bahwa nilai anaknya sebenarnya hanya sedikit di bawah batas, dan mereka merasa Ibu Dini dapat “membantu sedikit saja” agar Dafa punya peluang lebih baik. Orang tua Dafa menyampaikan permintaan itu secara personal dengan nada memohon dan tidak ada satu pun pihak lain yang mengetahuinya. Mereka bahkan membawa oleh-oleh sebagai bentuk terima kasih dan memaksa Ibu Dini untuk menerimanya terlepas dari apakah Ibu Dini akan mengikuti permohonannya atau tidak. Ibu Dini ingin menjaga hubungan baik dengan orang tua, tetapi juga menyadari bahwa permintaan tersebut berpotensi melanggar kode etik sebagai pendidik. Jika Anda Ibu Dini, bagaimana Anda menyikapi situasi tersebut?
- Memahami harapan orang tua, tetapi Anda tidak dapat mengikuti permohonannya, lalu Anda mengajak mereka berdiskusi tentang potensi sekolah alternatif yang sesuai dengan kemampuan Dafa.
- Mempertimbangkan untuk menaikkan nilai Dafa agar tidak mengecewakan harapan orang tuanya, terlebih tidak ada yang mengetahui percakapan tersebut dan meminta orang tua menjaga rahasia.
- Mempertimbangkan untuk meningkatkan nilai Dafa demi menjaga hubungan baik dan menghindari konflik dengan wali murid, dengan syarat Dafa mengerjakan tugas tambahan.
- Menyampaikan bahwa Anda tetap menilai Dafa secara objektif dan tidak mengubah nilai apapun. Akan tetapi, tetap menerima oleh-oleh sebagai wujud menghargai dan mengikuti nilai sopan santun.
- Menyampaikan penolakan permohonan dengan sopan dan menjelaskan bahwa perubahan nilai tanpa dasar yang objektif bertentangan dengan kode etik dan keadilan bagi seluruh siswa.
Saat menghadapi permintaan tidak etis dari orang tua, E (skor 5) menegaskan integritas guru dan menjunjung etika profesi. A (skor 4) tetap menolak, tetapi mencari solusi positif walaupun tanpa pernyataan eksplisit soal etika. D (skor 3) menjaga objektivitas, tetapi menerima hadiah bisa menimbulkan konflik kepentingan. C (skor 2) memberi celah manipulasi sistem. B (skor 1) jelas melanggar etika profesi.
Urutan bobot nilai: E A D C B
Soal Nomor 8
Dalam kegiatan diskusi kelompok, Farel, salah satu siswa kelas 5 SD, sering memotong pembicaraan dan mengabaikan pendapat teman-temannya. Hal ini menyebabkan anggota kelompok lain merasa tidak nyaman dan enggan berdiskusi. Setelah kegiatan selesai, dua siswa menyampaikan kepada Anda bahwa mereka merasa tidak dihargai oleh Farel. Anda menyadari bahwa Farel sebenarnya siswa cerdas dan punya inisiatif tinggi. Namun, sikapnya dalam kelompok menunjukkan kurangnya empati dan penghargaan terhadap orang lain. Keluhan ini juga pernah disampaikan oleh salah satu siswa lain yang pernah sekelompok dengannya. Anda ingin membantu Farel menyadari pentingnya mendengarkan dan menghargai pendapat teman, tetapi juga tidak ingin membuatnya merasa disudutkan atau kehilangan semangat. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?
- Mengajak Farel menulis jurnal refleksi pribadi tentang pengalaman diskusi kelompok dan perasaan teman-temannya, untuk kemudian didiskusikan bersama Anda.
- Memberi arahan umum kepada seluruh kelas tentang pentingnya menghargai pendapat dalam diskusi, berharap Farel dapat menyadari tanpa perlu menyebut namanya.
- Memindahkan Farel ke kelompok lain agar tidak memicu adanya konflik, dengan alasan Anda perlu mendistribusikan pembagain kelompok dengan lebih adil.
- Memanggil Farel, lalu mengonfirmasi apakah keluhan teman-temannya benar. Kemudian, memberikan penguatan untuk lebih respek terhadap orang lain.
- Mengajak Farel berdiskusi secara pribadi, lalu memfasilitasinya untuk merefleksikan dampak perilakunya terhadap kelompok dan berdiskusi tentang pentingnya nilai respek.
Untuk mengatasi Farel yang dominan, E (skor 5) merupakan pendekatan reflektif yang membina kesadaran sosial tanpa mempermalukan. D (skor 4) bersifat langsung, tetapi tetap menjaga harga diri. A (skor 3) memberi waktu berpikir, tetapi bisa terasa abstrak tanpa arahan. B (skor 2) terlalu umum dan tidak langsung menanggapi masalah. C (skor 1) menghindar dari masalah inti.
Urutan bobot nilai: E D A B C
Soal Nomor 9
Pak Wahyu, guru Bahasa Indonesia di kelas XI SMA, adalah seorang pendidik yang selalu berusaha menjaga keadilan dalam penilaian dengan tegas. Suatu hari, Ayu, siswi yang dikenal cerdas dan aktif, meminta kesempatan untuk mengumpulkan tugas akhir semester yang seharusnya sudah dikumpulkan beberapa hari lalu. Pak Wahyu menanyakan alasan keterlambatannya karena sangat jarang Ayu bersikap demikian. Ayu mengatakan bahwa keterlambatannya disebabkan oleh kondisi keluarga yang mendesak. Pak Wahyu ingin memberikan kesempatan, tetapi ada dilema yang beliau rasakan. Beberapa siswa lain di kelas ada yang terlambat mengumpulkan tugas dan meminta kelonggaran Pak Wahyu, tetapi ditolak karena tidak sesuai dengan kesepakatan tenggat waktu pengumpulan tugas dan Pak Wahyu belum sempat menggali penyebab keterlambatan mereka. Bagaimana sebaiknya Pak Wahyu mengatasi dilema ini?
- Menolak memberikan kelonggaran kepada Ayu karena sudah ada siswa lain yang ditolak sehingga aturan yang ada harus diterapkan secara konsisten tanpa pengecualian.
- Memberikan kesempatan bagi beberapa siswa yang terlambat untuk menjelaskan alasannya, lalu membuka diskusi kelas untuk menemukan solusi yang adil.
- Tidak memberikan kelonggaran bagi Ayu dengan penjelasan yang empatik, lalu mengajak semua siswa meninjau ulang kesepakatan kelas mengenai kesepakatan pengumpulan tugas.
- Tidak memberikan kesempatan kepada Ayu dengan memberikan penjelasan yang lebih personal dan mengingatkan seluruh kelas bahwa kesepakatan harus diikuti.
- Memberikan kesempatan kepada Ayu, tetapi kali itu saja dan meminta Ayu untuk menyampaikan alasan lebih rinci tentang kondisi yang dialaminya.
Ketika Ayu terlambat mengumpulkan tugas, C (skor 5) adalah jalan profesional dan adil karena tidak membuat pengecualian, tetapi tetap menunjukkan empati. A (skor 4) juga menjunjung aturan, tetapi kurang reflektif. B (skor 3) membuka ruang solusi, tetapi bisa menciptakan ketidaksetaraan. D (skor 2) terlalu kaku dan individualistis. E (skor 1) tetap memberi kelonggaran tanpa kejelasan, berpotensi bias.
Urutan bobot nilai: C A B D E
Soal Nomor 10
Saat mengawasi ujian, Bu Ani melihat beberapa siswa saling menyontek. Bu Ani telah memberikan peringatan secara lisan agar mereka mengerjakan soal secara jujur dan mandiri. Hingga ujian berakhir, para siswa telah berhenti menyontek. Namun di ujian berikutnya, Bu Ani kembali melihat mereka mengulanginya secara diam-diam. Bu Ani ingin memberikan teguran yang lebih tegas atau pun sanksi secara langsung. Akan tetapi Bu Ani khawatir hal ini dapat menimbulkan rasa malu dan menurunkan motivasi siswa dalam bersekolah. Jika Anda adalah Bu Ani, tindakan apa yang akan Anda lakukan?
- Menginisiasi sesi refleksi dengan meminta siswa untuk merenungi pentingnya kejujuran dalam ujian, serta dampak buruk perilaku menyontek.
- Membiarkan siswa yang menyontek selama ujian, tetapi Anda akan mencatat nama-nama mereka untuk memberikan hukuman berupa pengurangan nilai.
- Meningkatkan pengawasan dengan memindahkan tempat duduk siswa yang tampak curang agar lebih terkontrol dan meminimalisir tindakan menyontek.
- Memberikan beberapa sesi bimbingan agar siswa-siswa yang menyontek dapat meninggalkan perilaku buruk tersebut dan dapat berperilaku jujur.
- Memberikan teguran secara langsung agar memberikan efek jera bagi siswa yang mencontek dan menjadi pengingat bagi siswa lainnya.
Dalam merespons praktik menyontek yang berulang, D (skor 5) adalah pilihan konstruktif karena mendampingi siswa memahami dampak perilaku. A (skor 4) mendorong kesadaran kolektif, meskipun tidak spesifik ke pelaku. C (skor 3) bersifat teknis dan preventif, tetapi tidak menyentuh akar moral. B (skor 2) menunda penanganan. E (skor 1) terlalu keras dan berisiko mempermalukan siswa.
Urutan bobot nilai: D A C B E
Soal Nomor 11
Rivael adalah siswa pindahan dari luar negeri yang baru saja bergabung di kelas Anda. Ia dikenal cerdas dan memiliki potensi akademik yang baik, tetapi sedang mengalami kesulitan beradaptasi. Ia merasa kewalahan dengan banyaknya materi pelajaran yang berbeda dari negara asalnya. Hal ini menyebabkan ia enggan mengerjakan tugas di beberapa mata pelajaran. Anda telah mencoba mendorongnya untuk menyesuaikan diri dengan sistem belajar di sekolah ini, tetapi ia menunjukkan resistensi dan tampak tidak termotivasi. Sebagai guru, bagaimana cara menyikapi kondisi ini?
- Memberikan arahan kepada Rivael untuk secara bertahap beradaptasi dengan sistem belajar dan kurikulum sekolah ini.
- Mengajak Rivael berdiskusi secara pribadi untuk memahami kesulitan yang ia hadapi dan mencari solusi bersama.
- Menginstruksikan teman-teman sekelasnya untuk memberi bantuan akademik dan emosional kepadanya.
- Mengurangi beban tugas Rivael sementara waktu untuk membantunya menyesuaikan diri di sekolah ini.
- Melibatkan orang tua Rivael untuk mengarahkan Rivael beradaptasi dan berkenan mengikuti kurikulum di sekolah ini.
Dalam membantu Rivael beradaptasi, B (skor 5) adalah pendekatan dialogis dan solutif. A (skor 4) bersifat membimbing, tetapi lebih instruktif daripada reflektif. E (skor 3) melibatkan orang tua, tetapi tetap perlu suara dari Rivael sendiri. C (skor 2) bisa membantu, tetapi membebani teman. D (skor 1) berisiko mengurangi standar akademik tanpa solusi jangka panjang.
Urutan bobot nilai: B A E C D
Soal Nomor 12
Bu Mika, seorang guru kelas 5 SD, beberapa kali menyaksikan Ina melakukan kekerasan fisik terhadap teman-teman sekelasnya, seperti mendorong, menjambak, dan melempar barang. Ia telah sering memberikan bimbingan kepada Ina untuk tidak melakukan kekerasan fisik kepada temannya, tetapi Ina tetap mengulanginya terus menerus. Bu Mika berinisiatif untuk memanggil orang tua Ina dengan harapan orang tua Ina dapat menasehatinya dan membimbing Ina untuk berubah. Sayangnya saat dipanggil, orang tua Ina menganggap Ina hanyalah anak yang aktif dan merasa Bu Mika terlalu membesar-besarkan masalah Ina. Orang tua Ina juga menjadi tidak terima dan marah dengan Bu Mika. Jika Anda adalah Bu Mika, bagaimana Anda menghadapi orang tua Ina?
- Memberikan empati kepada orang tua Ina dan memberikan penjelasan berdasarkan bukti-bukti konkret sehingga mereka terbuka untuk mencari solusi bersama.
- Menenangkan orang tua Ina dan memberikan penjelasan secara konstruktif dan objektif sehingga dapat lebih mudah diterima oleh orang tua Ina.
- Melakukan konsultasi dan meminta bantuan kepada rekan yang sekiranya dapat bersikap bijaksana dalam menangani kondisi Ina dan orang tuanya
- Mengimbangi nada bicara orang tua Ina agar mereka bersedia mendengar penjelasan Anda dan bersedia bersama-sama menyelesaikan masalah Ina.
- Memutuskan untuk melanjutkan bimbingan dengan Ina tanpa melibatkan orang tuanya lagi agar bimbingan berjalan dengan objektif dan efektif.
Dalam menangani siswa berperilaku agresif, A (skor 5) menunjukkan profesionalisme dengan memberi bukti dan membangun kolaborasi. B (skor 4) juga edukatif, tetapi bisa kurang berdampak jika orang tua tetap menolak. C (skor 3) berguna sebagai konsultasi, tetapi bukan tindakan langsung. D (skor 2) kurang bijak karena bisa memperkeruh komunikasi. E (skor 1) menutup peluang intervensi keluarga.
Urutan bobot nilai: A B C D E
Soal Nomor 13
Dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) kelas 2 SD, Anda sebagai guru meminta siswa menuliskan contoh-contoh yang benar dan juga contoh-contoh yang salah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Saat berdiskusi, Anda terkejut karena sebagian besar siswa justru menuliskan contoh perilaku yang sebenarnya tidak sesuai dengan nilai Pancasila, tetapi mereka anggap biasa dan benar, seperti membiarkan sampah menumpuk karena merasa itu tanggung jawab petugas kebersihan, mengabaikan antrean karena hal yang sering dilakukan orang tuanya, dan meminta hadiah dulu sebelum membantu orang tua. Anda mencoba untuk meluruskan jawaban-jawaban siswa, tetapi penyampaian Anda sulit untuk dipahami siswa karena bertentangan dengan kejadian di lingkungan siswa. Dengan situasi ini, tindakan apa yang akan Anda lakukan?
- Mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terkait nilai-nilai Pancasila yang seharusnya diterapkan dan menganalisis alasan ketidaksesuaian dengan lingkungan mereka.
- Meminta para siswa untuk mengikuti penerapan nilai-nilai Pancasila sesuai yang Anda jelaskan dan tidak mengikuti penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungannya
- Memberikan contoh atau cerita pribadi Anda mengenai penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Anda untuk memberi inspirasi bagi para siswa.
- Memberikan penjelasan terkait bentuk nilai-nilai Pancasila yang seharusnya diterapkan oleh seluruh masyarakat meskipun latar belakang yang berbeda-beda.
- Menggunakan contoh sehari-hari yang lebih sederhana dan lebih relevan dengan kehidupan mereka untuk menjelaskan nilai-nilai Pancasila.
Ketika siswa salah memahami nilai Pancasila, A (skor 5) adalah pendekatan kritis dan reflektif. E (skor 4) cukup mendekatkan materi pada kehidupan siswa. D (skor 3) memberi kejelasan tetapi bisa terlalu konseptual. C (skor 2) inspiratif, tetapi belum menjangkau konteks siswa. B (skor 1) otoritatif dan mengabaikan realitas sosial.
Urutan bobot nilai: A E D C B
Soal Nomor 14
Nela adalah salah satu siswa Anda yang memiliki prestasi luar biasa di akademik. Ia selalu lulus di setiap ujian mata pelajaran dan sering memenangkan perlombaan. Akan tetapi, di satu semester terakhir, Nela sedang mengalami masalah keluarga dan membuat ia sering membolos sekolah hingga melewatkan beberapa ujian dan tugas. Hasilnya nilai Nela mengalami penurunan yang signifikan. Nela pun memohon kepada Anda untuk memberikan kesempatan ujian susulan dan kelonggaran tenggat tugas agar ia tetap menyelesaikan dan dapat memperbaiki nilainya. Anda ingin memberikan kelonggaran kepadanya, tetapi Anda khawatir hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan bagi siswa lain dan mengurangi standar akademik yang sedang Anda terapkan secara konsisten. Menghadapi hal ini, apa tindakan Anda sebagai guru?
- Memberikan kelonggaran dan ujian susulan kepada Nella, tetapi juga memberikan syarat-syarat tertentu sehingga kebijakan yang Anda berikan tidak merugikan siswa lainnya.
- Menawarkan tugas alternatif atau proyek yang setara dengan ujian dan tugas yang telah dilewatkan sehingga Nella tetap bisa mengejar ketertinggalan tanpa melanggar standar akademik.
- Memberikan ujian susulan dan kelonggaran tenggat tugas kepada Nela, dengan catatan bahwa keputusan tersebut dijalankan sesuai dengan kebijakan sekolah yang berlaku.
- Memberikan kesempatan kepada Nella dengan memberikan ujian susulan dan tugas alternatif sebagai bentuk dukungan Anda kepada Nella dalam mempertahankan prestasi akademiknya.
- Memberikan kelonggaran kepada Nella secara diam-diam sehingga tidak memunculkan kecemburuan dari teman-temannya yang telah menyelesaikan tugas dan ujian secara tepat waktu.
Untuk siswa berprestasi yang mengalami kesulitan, C (skor 5) menjaga konsistensi standar sambil tetap memberi ruang remedial sesuai aturan. A (skor 4) bersifat fleksibel, tetapi bisa kurang adil. B (skor 3) mencoba menyeimbangkan, tetapi perlu landasan kebijakan. D (skor 2) kurang objektif. E (skor 1) tidak etis karena menutup-nutupi.
Urutan bobot nilai: C A B D E
Soal Nomor 15
Pak Arif adalah guru SD yang percaya bahwa pendidikan seharusnya membentuk karakter siswa secara menyeluruh, bukan hanya hasil akademik. Suatu hari, ia melihat Riko—siswa kelasnya—mengalami tekanan emosional karena nilainya menurun. Riko menjadi tertutup dan tidak bersemangat belajar. Pak Arif ingin membantu, tetapi tekanan dari kepala sekolah menuntut peningkatan nilai kelas secara cepat. Apa langkah terbaik yang dapat diambil Pak Arif?
- Fokus pada strategi peningkatan nilai dan memberikan les tambahan untuk semua siswa.
- Membiarkan situasi berlangsung karena tugas utama guru adalah menyampaikan materi.
- Mengajak Riko berbicara secara personal untuk memahami masalahnya dan memberikan dukungan moral.
- Melaporkan Riko kepada orang tua tanpa membahas aspek emosionalnya.
- Meminta wali kelas lain untuk menangani Riko agar ia fokus ke akademik siswa lain.
Dalam menghadapi tekanan akademik dan kesehatan mental siswa, C (skor 5) mencerminkan kepedulian dan profesionalisme. A (skor 4) responsif, tetapi belum menyentuh aspek emosional. E (skor 3) menyerahkan tanggung jawab tanpa pembinaan. D (skor 2) hanya menyampaikan masalah tanpa dialog. B (skor 1) menunjukkan sikap pasif.
Urutan bobot nilai: C A E D B
Soal Nomor 16
Bu Rani menerima hadiah berupa barang mahal dari orang tua siswanya setelah anaknya mendapatkan nilai tinggi di mata pelajaran beliau. Ia merasa tersanjung, tetapi juga khawatir jika hal ini dianggap sebagai konflik kepentingan. Apa tindakan yang paling tepat?
- Menolak hadiah tersebut secara baik-baik dan menjelaskan alasan etisnya.
- Menerima hadiah tersebut diam-diam agar tidak menyinggung orang tua siswa.
- Menerima hadiah sebagai bentuk penghargaan karena sudah bekerja keras.
- Mengembalikan hadiah melalui kepala sekolah agar tetap netral.
- Menyimpan hadiah, tetapi tidak mengungkitnya agar tidak terlihat berpihak.
Dalam situasi Bu Rani yang menerima hadiah mahal dari orang tua siswa, tindakan yang paling etis adalah menolak hadiah tersebut secara baik-baik dan menjelaskan alasan etisnya (A, bobot 5). Hal ini menjaga integritas dan menghindari kesan konflik kepentingan. Opsi D (mengembalikan melalui kepala sekolah) juga cukup bijak karena menjaga netralitas (bobot 4). E (menyimpan hadiah tetapi tidak mengungkitnya) menghindari konflik tetapi tidak menyelesaikan dilema etis (bobot 3). C (menerima hadiah sebagai bentuk penghargaan) dan B (menerima diam-diam) tidak sesuai dengan prinsip etika profesi guru (bobot 2 dan 1).
Urutan bobot nilai: A D C B E
Soal Nomor 17
Pak Dani sedang membagikan hasil ujian ketika seorang siswa menyelipkan catatan kecil dalam lembar jawabannya yang meminta nilai dinaikkan karena takut dimarahi orang tua. Apa yang sebaiknya dilakukan Pak Dani?
- Mengabaikan catatan itu dan tetap memberi nilai objektif.
- Menyesuaikan nilai agar siswa tidak merasa tertekan.
- Memanggil siswa tersebut dan membahas pentingnya kejujuran dan tanggung jawab.
- Melaporkan siswa tersebut ke kepala sekolah karena mencoba memanipulasi nilai.
- Memberikan hukuman nilai nol untuk memberi efek jera.
Saat siswa menyelipkan catatan minta nilai dinaikkan, tindakan terbaik adalah memanggil siswa dan membahas pentingnya kejujuran dan tanggung jawab (C, bobot 5). Ini mendidik secara emosional dan membangun karakter. A (mengabaikan catatan dan tetap objektif) menjaga keadilan, tetapi melewatkan kesempatan pembinaan (bobot 4). D (melapor ke kepala sekolah) terlalu formal untuk masalah pribadi (bobot 3). B (menaikkan nilai karena kasihan) dan E (memberi nilai nol sebagai efek jera) tidak mendidik secara bijak (bobot 2 dan 1).
Urutan bobot nilai: C A D B E
Soal Nomor 18
Bu Tina diminta kepala sekolah untuk menilai siswa berdasarkan penampilan dan disiplin di luar kelas sebagai tambahan penilaian akhir. Ia merasa hal tersebut tidak sesuai dengan kriteria penilaian akademik yang disepakati. Bagaimana sebaiknya Bu Tina bersikap?
- Mengikuti permintaan kepala sekolah untuk menjaga relasi.
- Mengabaikan permintaan tersebut dan tetap memakai rubrik yang telah disusun.
- Menyampaikan keberatan secara sopan kepada kepala sekolah dengan dasar profesional.
- Meminta siswa tampil lebih disiplin agar nilai mereka baik.
- Memberikan tambahan nilai sembari membuat catatan agar tidak menimbulkan konflik.
Saat ada tekanan menilai di luar kriteria, sikap paling profesional adalah menyampaikan keberatan secara sopan kepada kepala sekolah dengan dasar profesional (C, bobot 5). Ini menunjukkan integritas dan komunikasi yang sehat. B (mengabaikan permintaan) bisa diterima tetapi berisiko konflik (bobot 4). E (menuruti, tetapi memberi catatan) kompromistis, tetapi tetap menyimpang dari prinsip (bobot 3). D (mengarahkan siswa agar lebih disiplin demi nilai) dan A (menuruti kepala sekolah demi relasi) menurunkan standar penilaian objektif (bobot 2 dan 1).
Urutan bobot nilai: C B E D A
Soal Nomor 19
Bu Andini mengetahui bahwa salah satu siswanya, Mira, sering tidak membawa bekal dan terlihat lesu saat belajar. Setelah ditanya, Mira mengaku keluarganya sedang mengalami kesulitan ekonomi. Apa tindakan paling tepat yang bisa dilakukan Bu Andini?
- Memberikan bantuan pribadi secara diam-diam kepada Mira dan tidak membicarakannya ke orang lain.
- Membiarkan saja karena itu bukan urusan guru.
- Memberi tahu teman-teman bahwa Mira perlu dibantu agar mereka belajar peduli.
- Mengangkat kasus ini di depan kelas sebagai contoh agar siswa bersyukur.
- Melaporkan kondisi ini kepada pihak sekolah agar bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur.
Ketika Bu Andini mengetahui bahwa Mira, salah satu siswanya, mengalami kesulitan ekonomi dan tidak membawa bekal, melaporkan kondisi ini kepada pihak sekolah agar bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur (E, bobot 5) merupakan langkah paling tepat. Tindakan ini mencerminkan kepedulian yang profesional dan berkelanjutan, karena membuka akses pada bantuan yang terstruktur, seperti program beasiswa atau dukungan sosial sekolah. A (memberikan bantuan pribadi secara diam-diam) menunjukkan empati tinggi (bobot 4), tetapi bisa menimbulkan ketergantungan dan bukan solusi jangka panjang, apalagi jika kasus serupa terjadi di kemudian hari. C (memberi tahu teman-teman bahwa Mira perlu dibantu) bisa menumbuhkan kepedulian sosial (bobot 3), tetapi berisiko melanggar privasi dan membuat Mira merasa malu. D (mengangkat kasus ini di depan kelas sebagai contoh) justru tidak etis karena bisa mempermalukan siswa (bobot 2). Sementara itu, B (membiarkan saja karena bukan urusan guru) mengabaikan aspek kemanusiaan dalam profesi pendidik (bobot 1).
Urutan bobot nilai: E A C D B
Soal Nomor 20
Pak Leo memberi kebebasan pada siswa untuk memilih topik proyek akhir mereka. Namun, beberapa siswa memilih topik yang tidak umum dan dianggap “tidak penting” oleh sebagian guru lain. Kepala sekolah menyarankan agar siswa diarahkan ke topik yang lebih “serius.” Apa sebaiknya sikap Pak Leo?
- Menghargai pilihan siswa dan membantu mereka mengekspresikan diri melalui topik tersebut.
- Memaksa siswa mengganti topik demi mengikuti arahan kepala sekolah.
- Mengabaikan saran kepala sekolah dan menyusun penilaian sendiri.
- Memberi pilihan kompromi antara minat siswa dan harapan sekolah.
- Membiarkan siswa bebas memilih tetapi tanpa pendampingan.
Ketika siswa memilih topik proyek yang tidak lazim, sikap paling mendidik adalah menghargai pilihan siswa dan membantu mereka mengekspresikan diri melalui topik tersebut (A, bobot 5). Hal ini menunjukkan penghargaan atas kreativitas dan minat siswa. D (memberi pilihan kompromi antara minat siswa dan harapan sekolah) adalah pendekatan moderat yang bisa mengakomodasi kedua belah pihak (bobot 4). C (mengabaikan saran kepala sekolah dan menyusun penilaian sendiri) kurang bijak karena menutup komunikasi vertikal (bobot 3). E (membiarkan siswa tanpa pendampingan) mengabaikan peran guru dalam membimbing (bobot 2), dan B (memaksa siswa mengganti topik) bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang berpihak pada siswa (bobot 1).
Urutan bobot nilai: A D C E B
Soal Nomor 21
Dalam suatu diskusi kelompok, seorang siswa menyatakan pandangan yang cenderung merendahkan agama lain. Siswa lain mulai memperdebatkan dan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Apa langkah terbaik dari guru?
- Menghentikan diskusi dan memberikan pemahaman ulang tentang nilai toleransi secara kolektif.
- Membiarkan diskusi berlangsung sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.
- Menegur siswa yang berkata tidak pantas di depan teman-temannya.
- Memindahkan siswa tersebut dari kelompok diskusi.
- Mengakhiri diskusi tanpa penjelasan agar suasana kelas kembali tenang.
Saat terjadi pernyataan intoleran dalam diskusi kelas, tindakan terbaik adalah menghentikan diskusi dan memberikan pemahaman ulang tentang nilai toleransi secara kolektif (A, bobot 5). Ini menyentuh akar masalah dan mencegah konflik lebih lanjut. C (menegur siswa yang berkata tidak pantas di depan teman-temannya) tegas, tetapi berisiko mempermalukan dan memicu perlawanan (bobot 4). D (memindahkan siswa tersebut dari kelompok) bersifat reaktif dan tidak menyelesaikan isu pemahaman nilai (bobot 3). B (membiarkan diskusi berjalan) dan E (mengakhiri diskusi tanpa penjelasan) tidak mendidik secara nilai dan bisa memperkuat ketegangan (bobot 2 dan 1).
Urutan bobot nilai: A C D B E
Soal Nomor 22
Pak Fajar mengetahui bahwa salah satu siswa mengalami kekerasan di rumah berdasarkan curhatan pribadi. Siswa memohon agar gurunya tidak memberi tahu siapa-siapa. Di sisi lain, Pak Fajar tahu bahwa diam saja bisa membahayakan siswa. Apa langkah paling tepat?
- Melaporkan kasus ini ke pihak yang berwenang sambil menjaga kerahasiaan identitas siswa.
- Menepati janji tidak memberi tahu siapa pun agar siswa tetap percaya.
- Menceritakan ke guru lain untuk meringankan beban emosional.
- Mengajak siswa berdiskusi terbuka di depan kelas agar mendapat dukungan.
- Memberitahukan orang tua siswa tanpa sepengetahuan siswa.
Jika siswa mengaku mengalami kekerasan di rumah, guru harus melaporkan kasus ini ke pihak yang berwenang sambil menjaga kerahasiaan identitas siswa (A, bobot 5). Ini mencerminkan perlindungan anak secara hukum dan moral. C (menceritakan ke guru lain) bisa melanggar privasi meski dimaksudkan untuk meringankan beban emosional (bobot 4). E (memberitahu orang tua tanpa sepengetahuan siswa) tidak bijak dalam konteks kekerasan keluarga (bobot 3). B (menepati janji untuk tidak memberi tahu siapa pun) berisiko membiarkan kekerasan terus terjadi (bobot 2), dan D (diskusi terbuka di kelas) sangat melanggar etika (bobot 1).
Urutan bobot nilai: A C E B D
Soal Nomor 23
Pak Heru percaya bahwa pendidikan harus mengajarkan siswa menjadi agen perubahan sosial. Ia ingin mengajak siswa membuat proyek lingkungan hidup, tetapi orang tua siswa merasa hal itu membuang waktu dari pelajaran utama. Apa langkah paling etis?
- Menyesuaikan proyek agar selaras dengan mata pelajaran inti dan melibatkan orang tua.
- Menghentikan proyek karena tidak disetujui orang tua.
- Tetap menjalankan proyek tanpa melibatkan pihak luar.
- Meminta kepala sekolah mendukung proyek tersebut dan mengabaikan keberatan orang tua.
- Mengalihkan proyek ke tugas individu agar tidak mengganggu jam pelajaran.
Dalam menghadapi penolakan orang tua terhadap proyek lingkungan, sikap paling bijak adalah menyesuaikan proyek agar selaras dengan mata pelajaran inti dan melibatkan orang tua (A, bobot 5). Ini menyeimbangkan nilai kurikuler dan aspirasi karakter. C (tetap menjalankan proyek tanpa melibatkan pihak luar) bisa mengurangi dukungan dan pengaruh proyek (bobot 4). E (mengalihkan proyek ke tugas individu) bersifat kompromi minimal, tetapi menghilangkan aspek kolaboratif (bobot 3). D (meminta dukungan kepala sekolah dan abaikan orang tua) memperburuk hubungan sekolah dengan wali murid (bobot 2), dan B (menghentikan proyek) berarti mundur dari pendidikan transformatif (bobot 1).
Urutan bobot nilai: A C E D B
Soal Nomor 24
Bu Indah sering menyuruh siswanya datang tepat waktu dan menghargai waktu belajar. Namun, ia sendiri kerap datang terlambat ke kelas dengan berbagai alasan. Suatu hari, seorang siswa menegur dengan sopan. Apa sebaiknya Bu Indah lakukan?
- Mengakui kekeliruannya dan berkomitmen menjadi teladan yang lebih baik.
- Menegur balik siswa karena dinilai kurang sopan.
- Memberikan penjelasan bahwa guru juga manusia yang bisa terlambat.
- Mengabaikan komentar siswa dan terus menjalankan kebiasaannya.
- Meminta kepala sekolah menegur siswa karena menyinggung guru.
Ketika seorang siswa menegur guru yang terlambat, reaksi terbaik dari Bu Indah adalah mengakui kekeliruannya dan berkomitmen menjadi teladan yang lebih baik (A, bobot 5). Ini memperkuat pembelajaran nilai dan tanggung jawab. C (menjelaskan bahwa guru juga manusia yang bisa terlambat) mengandung empati tetapi bisa menjadi pembenaran (bobot 4). B (menegur balik siswa) dan E (meminta kepala sekolah menegur siswa) menunjukkan otoritarianisme yang tidak sehat (bobot 3 dan 2). D (mengabaikan komentar siswa) menunjukkan ketidakpedulian (bobot 1).
Urutan bobot nilai: A C B E D
Soal Nomor 25
Suatu hari, Bu Lestari, guru BK di sebuah SMA, menerima laporan bahwa Arga, salah satu siswanya, sering menjadi bahan ejekan karena diduga memiliki orientasi seksual yang berbeda. Beberapa siswa menyindirnya di media sosial, dan sebagian guru lain cenderung menjaga jarak dari Arga. Arga sendiri mulai menunjukkan penurunan semangat belajar dan sering absen. Sebagai guru, Bu Lestari merasa perlu menindaklanjuti ini, tetapi ia juga khawatir akan reaksi orang tua dan lingkungan sekolah yang cukup konservatif. Apa tindakan terbaik Bu Lestari dalam situasi ini?
- Memberikan pendampingan secara personal kepada Arga sambil memastikan ia merasa aman dan diterima di sekolah.
- Mengabaikan masalah ini karena terlalu sensitif dan dikhawatirkan akan menimbulkan konflik lebih besar.
- Mengumpulkan siswa yang mengejek Arga dan memberi peringatan keras agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Membahas isu keberagaman dan saling menghargai dalam kelas tanpa menyebut nama atau kasus secara spesifik.
- Melaporkan kondisi Arga ke kepala sekolah agar sekolah mengambil alih penanganan sepenuhnya.
Dalam kasus Arga yang mengalami diskriminasi, Bu Lestari sebaiknya memberikan pendampingan secara personal kepada Arga sambil memastikan ia merasa aman dan diterima di sekolah (A, bobot 5). Pendekatan ini menjaga hak dan kenyamanan siswa secara langsung. D (membahas isu keberagaman secara umum) adalah langkah lanjutan yang baik untuk edukasi komunitas (bobot 4). E (melaporkan ke kepala sekolah) netral tetapi bisa menimbulkan jarak jika tidak diikuti pendampingan langsung (bobot 3). C (memanggil dan memperingatkan pelaku) bersifat represif dan tidak cukup mendidik (bobot 2). B (mengabaikan masalah karena sensitif) jelas tidak dapat dibenarkan secara etis (bobot 1).
Urutan bobot nilai: A D E C B